2 min read

Pendalaman Alkitab: Kuasa Perkataan

Pendalaman Alkitab: Kuasa Perkataan

Oleh Admin — 04 Okt 2025

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. (Amsal 15:2)

Di dunia yang serba cepat dan dipenuhi informasi ini, mudah bagi kita untuk mengabaikan dampak mendalam dari perkataan kita. Setiap hari, kita berkomunikasi melalui bahasa lisan, media sosial, dan pesan tertulis. Pertanyaan yang harus kita ajukan kepada diri sendiri adalah: Apa yang sedang kita sampaikan melalui perkataan kita? Apakah kita membagikan hikmat, atau hanya sekadar memenuhi keheningan dengan suara?

Amsal 15:2 menyoroti perbedaan antara mereka yang menggunakan perkataannya dengan bijaksana dan yang tidak. Orang bijak mengucapkan pengetahuan, memuji dan membagikannya kepada orang lain. Ini berarti bahwa perkataan mereka membangun, mendidik, dan menginspirasi orang di sekitarnya. Sebaliknya, ucapan orang bebal penuh dengan kebodohan, tanpa makna dan wawasan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa lidah kita memiliki kuasa untuk membentuk hidup kita dan hidup orang-orang di sekitar kita.

Kebijaksanaan dalam perkataan kita dapat menjadi mercusuar harapan di dunia yang sering kali dipenuhi keputusasaan. Pikirkan dampak dari sebuah kata yang baik, pujian yang membangun, atau nasihat yang bijaksana. Gestur kecil namun berarti ini dapat mengubah hari seseorang, bahkan hidupnya. Dalam budaya yang sering kali berfokus pada hal negatif dan kritik, mari kita memilih untuk menjadi suara hikmat dan pengetahuan, yang mencerminkan kasih dan kebenaran Allah.

Dalam kehidupan modern, hal ini mungkin terasa menantang. Kita dibombardir dengan opini, penilaian, dan hiruk-pikuk suara yang berebut perhatian. Sangat mudah terjebak dalam kebiasaan berbicara tanpa berpikir, membagikan pendapat berdasarkan emosi, bukan pengetahuan. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dengan standar yang lebih tinggi. Kita harus dengan sengaja memperhatikan apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya.

Untuk memuji pengetahuan, kita harus terlebih dahulu mencarinya sendiri. Ini berarti membenamkan diri dalam Firman Allah, meluangkan waktu dalam doa, dan dikelilingi oleh nasihat yang bijaksana. Ketika kita memenuhi pikiran dan hati kita dengan kebenaran, perkataan kita akan secara alami mencerminkan hal itu. Kita harus ingat bahwa perkataan kita memiliki potensi untuk membangun atau meruntuhkan, untuk menyembuhkan atau melukai.

Saat Anda menjalani hari Anda, luangkan waktu untuk mengevaluasi ucapan Anda. Apakah perkataan Anda bijaksana? Apakah itu patut dipuji? Apakah itu memajukan pengetahuan? Biarlah lidah Anda menjadi alat untuk memberi semangat dan pencerahan. Ucapkanlah kehidupan ke dalam hidup orang lain, dan dengan demikian, Anda tidak hanya akan membangun orang di sekitar Anda, tetapi juga menumbuhkan roh hikmat dalam diri Anda sendiri.

Hari ini, berkomitmenlah untuk menggunakan perkataan Anda dengan bijaksana. Biarlah itu menjadi cerminan dari pengetahuan yang Anda peroleh melalui Firman Tuhan. Dengan melakukan hal ini, Anda akan menjadi sumber terang di dunia yang gelap, suara bijak di tengah lautan kebodohan. Gunakanlah kuasa lidah Anda, dan biarlah itu memuji pengetahuan yang berasal dari atas.