2 min read

Pendalaman Alkitab: Kuasa Pengampunan

Pendalaman Alkitab: Kuasa Pengampunan

Oleh Admin — 05 Nov 2025

Di dunia yang penuh dengan konflik dan kesalahpahaman, hikmat dari Amsal 17:9 berbicara banyak tentang hakikat kasih dan rapuhnya hubungan. "Siapa menutupi pelanggaran, mencari kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, memisahkan sahabat yang karib." Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menanggapi pelanggaran yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap hari, kita dihadapkan pada kesempatan untuk membangun jembatan atau mendirikan tembok. Dalam hubungan pribadi, mudah bagi kita untuk terus mengingat kesalahan atau kekurangan orang lain. Godaan untuk mengingatkan orang lain akan kegagalan mereka atau menceritakan kekurangan mereka kepada orang lain bisa sangat kuat, terutama di saat frustrasi. Namun, perilaku seperti ini hanya menciptakan perpecahan dan jarak dengan orang-orang yang kita kasihi.

Ketika kita memilih untuk menutupi pelanggaran, kita bukan mengabaikan kesalahan; melainkan, kita dengan sadar memilih untuk mengutamakan kasih dan pendamaian daripada kepuasan sesaat dari gosip dan kebencian. Menutupi pelanggaran berarti mengakui bahwa setiap orang adalah manusia, dan setiap kita bisa berbuat salah. Ini adalah tindakan kasih karunia yang mencerminkan hati Allah, yang mengampuni dosa-dosa kita dan mendorong kita untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Pikirkanlah suatu saat ketika seorang teman atau orang yang Anda kasihi menyakiti Anda. Bagaimana Anda merespons? Apakah Anda memilih untuk mengampuni dan melangkah maju, atau Anda membiarkan luka itu membusuk, mengingat pelanggaran itu setiap ada kesempatan? Kecenderungan alami kita mungkin membawa kita untuk mengungkit-ungkit kesalahan, bahkan kepada orang lain yang tidak terlibat. Ini hanya akan memperdalam luka dan menciptakan jurang dalam hubungan kita.

Sebaliknya, ketika kita menutupi pelanggaran, kita membuat pilihan sadar untuk menumbuhkan kasih. Kita memilih damai daripada konflik, pengertian daripada penghakiman. Tindakan pengampunan ini tidak hanya membantu memulihkan hubungan kita, tetapi juga mencerminkan karakter kita sebagai pengikut Kristus. Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, mewujudkan kasih yang telah Kristus tunjukkan kepada kita.

Saat Anda menjalani hari Anda, perhatikan bagaimana Anda menangani pelanggaran. Ketika Anda merasa ingin mengungkit luka lama atau mengomentari kesalahan orang lain, berhentilah sejenak dan tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini memajukan kasih? Apakah ini mendekatkan saya dengan teman saya, atau justru membuat jarak di antara kami?

Marilah kita berusaha menjadi orang yang menutupi pelanggaran dengan kasih. Melalui tindakan ini, kita tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga menumbuhkan semangat kesatuan dan kasih karunia di komunitas kita. Ingatlah, kasih sejati bukan sekadar perasaan, tetapi tindakan yang mencari yang terbaik bagi orang lain, bahkan ketika itu sulit.

Hari ini, jadikanlah misi Anda untuk menutupi pelanggaran, mengulurkan pengampunan, dan memelihara persahabatan yang sangat penting dalam hidup kita. Dengan melakukan itu, Anda akan melihat kasih bertumbuh dan ikatan menjadi semakin kuat.