2 min read

Pendalaman Alkitab: Ucapkan Hidup, Bukan Maut

Pendalaman Alkitab: Ucapkan Hidup, Bukan Maut

Oleh Admin — 17 Okt 2025

Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. (Efesus 4:29, TB)

Di dunia yang serba cepat dan digital ini, kata-kata telah menjadi senjata sekaligus penawar. Sebuah tweet atau komentar sederhana dapat memicu sukacita atau menyalakan konflik. Rasul Paulus memberikan kita pengingat yang kuat dalam Efesus 4:29: perkataan kita seharusnya membawa bobot kasih karunia dan dorongan, bukan hal negatif dan kehancuran.

Bayangkan bangun setiap hari dengan niat untuk menguatkan orang-orang di sekitar Anda. Pertimbangkan dampak dari sebuah pujian atau kata-kata baik kepada rekan kerja yang mungkin sedang berjuang. Pikirkan bagaimana sebuah ungkapan sederhana dapat mengubah suasana di rumah, tempat kerja, atau komunitas Anda. Kata-kata kita memiliki kuasa untuk membentuk realitas kita dan mempengaruhi kehidupan orang lain.

Perkataan kotor, seperti yang dijelaskan Paulus, dapat muncul dalam bentuk gosip, kritik tajam, atau bahkan candaan yang sembrono. Kata-kata ini dapat meresap ke dalam percakapan kita, seringkali tanpa disadari, dan menciptakan lingkungan yang penuh ketidakpercayaan, ketakutan, dan hal negatif. Tetapi kita memiliki pilihan untuk menolak perkataan seperti itu dan sebaliknya merangkul bahasa kehidupan—yang membangun, bukan meruntuhkan.

Panggilan untuk berkomunikasi dengan penuh kesadaran ini bukan hanya tentang menahan diri dari perkataan yang merusak; ini tentang dengan sengaja memilih kata-kata yang mendorong dan memberdayakan. Apa artinya mengucapkan hidup? Itu berarti mengenali nilai yang melekat dalam setiap orang yang kita temui. Itu berarti berkata benar dengan kasih, menawarkan harapan di tengah keputusasaan, dan memberikan kasih karunia di mana penghakiman mungkin lebih mudah.

Saat kita menjalani interaksi sehari-hari, marilah kita berusaha menjadi saluran kasih karunia. Ini bukan sekadar soal kesopanan; ini tentang mencerminkan kasih Kristus dalam perkataan kita. Ketika kita berbicara dengan maksud yang baik, percakapan kita dapat menjadi sumber kekuatan bagi mereka yang mendengar.

Pikirkanlah: bagaimana Anda dapat menerapkan prinsip ini hari ini? Mungkin dimulai dengan pujian kepada anggota keluarga, catatan apresiasi kepada teman, atau kata-kata penyemangat kepada rekan kerja. Saat Anda merasa tergoda untuk berbicara negatif, ambillah waktu sejenak untuk berhenti dan mengarahkan ulang kata-kata Anda. Tanyakan pada diri sendiri apakah yang akan Anda katakan membangun atau meruntuhkan.

Di dunia yang sering terasa kacau dan penuh perpecahan, marilah kita menjadi suara akal sehat, belas kasih, dan kasih. Mari kita memilih untuk mengucapkan kata-kata yang memberi makan dan mendukung, dengan sadar bahwa percakapan kita dapat mencerminkan hati Kristus.

Saat Anda menjalani hari Anda, ingatlah: kata-kata Anda memiliki kuasa. Gunakanlah dengan bijak, dan biarlah itu menjadi sumber kasih karunia bagi setiap orang yang mendengarnya.