2 min read

Pendalaman Alkitab: Merangkul yang Mustahil

Pendalaman Alkitab: Merangkul yang Mustahil

By Admin — 22 Nov 2025

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. (Lukas 1:37 TB)

Di dunia yang penuh tantangan, keraguan, dan ketidakpastian, mudah untuk merasa kewalahan oleh rintangan yang kita hadapi. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk merangkul sudut pandang yang berbeda—yang mengenali kuasa Allah yang tak terbatas. Janji yang terdapat dalam Lukas 1:37 menjadi pengingat yang mendalam bahwa Allah kita bekerja melampaui batasan manusia.

Ketika malaikat Gabriel menyampaikan pesan ini kepada Maria, ia sedang mengumumkan kehamilan Yesus yang ajaib. Maria, seorang perawan muda, menghadapi kenyataan yang bertentangan dengan logika. Dalam saat ketidakpastian itu, ia merespons dengan iman, berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Lukas 1:38 TB). Iman Maria terhadap yang mustahil membuka jalan bagi tindakan intervensi ilahi yang paling luar biasa dalam sejarah.

Saat kita menjalani hidup, kita pun mungkin menghadapi situasi yang tampaknya tidak dapat diatasi. Entah itu krisis kesehatan, hubungan yang retak, kesulitan keuangan, atau kemunduran dalam karier, kita harus ingat bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ayat ini mendorong kita untuk mengalihkan fokus dari keterbatasan kita kepada kemampuan Allah yang tak terbatas.

Pikirkan kisah-kisah dalam Alkitab tentang mereka yang menghadapi hal yang tampaknya mustahil. Musa memimpin bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau, Yosua menaklukkan Yerikho hanya dengan sangkakala, dan Daud mengalahkan Goliat dengan satu batu. Masing-masing menghadapi tantangan besar, tetapi mereka memilih untuk percaya pada janji Allah daripada mengandalkan pengertian sendiri. Iman mereka membuka pintu bagi kemungkinan ilahi.

Dalam kehidupan modern, kita sering tergoda untuk hanya mengandalkan sumber daya, pengetahuan, dan kemampuan kita sendiri. Namun, kekuatan sejati terletak pada pengakuan akan kelemahan kita dan menaruh kepercayaan kepada Allah. Ketika kita menyadari bahwa kita tidak dapat melakukan semuanya sendiri, kita membuka diri terhadap mujizat.

Hari ini, mari kita renungkan area dalam hidup kita di mana kita merasa terjebak atau putus asa. Adakah impian yang kita kesampingkan karena terasa terlalu jauh untuk dicapai? Apakah kita memikul beban yang kita anggap terlalu berat untuk ditanggung siapa pun? Allah mengundang kita untuk membawa tantangan-tantangan ini kepada-Nya.

Mari kita berdoa agar diberi keberanian untuk percaya bahwa Allah sanggup melakukan yang mustahil dalam hidup kita. Luangkan waktu untuk menuliskan satu area di mana Anda membutuhkan campur tangan-Nya. Serahkanlah kepada-Nya, dan lihatlah bagaimana Ia bekerja dengan cara yang tak pernah Anda bayangkan.

Saat kita menjalani hari ini, mari kita bawa kebenaran dari Lukas 1:37 dalam hati kita: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Dengan janji ini, kita dapat menghadapi tantangan hari ini dengan harapan dan keyakinan, mengetahui bahwa Allah sanggup melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan (Efesus 3:20 TB).

Rangkul yang mustahil dengan iman, sebab Allah kita adalah Allah yang melakukan mujizat.