2 min read

Pendalaman Alkitab: Kuasa Perkataan Kita

Pendalaman Alkitab: Kuasa Perkataan Kita

Oleh Admin — 10 Okt 2025

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan... (Amsal 15:2)

Di dunia yang penuh dengan kebisingan dan gangguan, makna dari perkataan kita sering kali terabaikan. Setiap hari, kita terlibat dalam percakapan yang membentuk hubungan kita, memengaruhi keputusan kita, dan berdampak pada kehidupan orang-orang di sekitar kita. Amsal 15:2 mengingatkan kita akan bobot dari perkataan kita: "Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan." Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan hikmat yang kita bagikan dan pengetahuan yang kita sampaikan.

Hikmat bukan sekadar kumpulan fakta; hikmat adalah penerapan pengetahuan dengan cara yang memuliakan Allah dan melayani sesama. Ketika kita berbicara dengan hikmat, kita tidak hanya membagikan informasi, tetapi juga menuntun hati dan pikiran menuju kebenaran dan pengertian. Lidah orang bijak tidak membanggakan diri atau merendahkan; sebaliknya, ia mendorong, membangun, dan menerangi.

Pikirkanlah percakapan yang Anda lakukan setiap hari. Apakah dipenuhi dengan gosip, hal negatif, atau keluhan? Ataukah mendorong pertumbuhan, pengertian, dan kebaikan? Pilihan ada pada kita. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil menjadi duta kasih dan kebenaran-Nya, dan perkataan kita seharusnya mencerminkan panggilan itu.

Dalam Yakobus 1:19, kita diingatkan untuk "setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." Petunjuk ini sangat penting di masa ketika mudah untuk bereaksi secara impulsif atau berbicara tanpa berpikir. Sebelum Anda merespons, berhentilah sejenak dan pertimbangkan perkataan Anda. Apakah itu bijak? Apakah mencerminkan pengetahuan dan pengertian? Apakah itu membangun dan konstruktif?

Berinteraksi dengan orang lain secara bijaksana mengharuskan kita untuk mendengarkan secara aktif. Ketika kita benar-benar mendengarkan, kita memperoleh wawasan dan pengertian, yang pada gilirannya memungkinkan kita untuk merespons dengan hikmat. Praktik ini menciptakan ruang untuk dialog yang bermakna dan membangun hubungan yang lebih dalam.

Lebih dari itu, hikmat bukan hanya untuk keuntungan kita sendiri; hikmat dimaksudkan untuk dibagikan. Ketika kita mengeluarkan pengetahuan melalui perkataan kita, kita memiliki kesempatan untuk mengajar, membimbing, dan menuntun orang lain. Pikirkanlah orang-orang dalam hidup Anda yang telah membagikan hikmat kepada Anda. Perkataan mereka mungkin telah membentuk sudut pandang dan keputusan Anda. Sekarang, pikirkan bagaimana Anda dapat melakukan hal yang sama bagi orang di sekitar Anda.

Hari ini, mari kita berusaha untuk bijak dalam perkataan kita. Mari kita berkomitmen untuk mengucapkan kehidupan, membagikan pengetahuan, dan mendorong setiap orang yang kita temui. Ingatlah, perkataan kita memiliki kuasa; dapat membangun atau meruntuhkan. Mari kita memilih untuk mengeluarkan pengetahuan, mencerminkan hati Allah dalam setiap perkataan dan perbuatan kita.

Saat Anda menjalani hari ini, berdoalah untuk mendapatkan hikmat dalam setiap percakapan Anda. Mintalah kepada Allah untuk menuntun lidah Anda dan membantu Anda menggunakan perkataan untuk membawa harapan, inspirasi, dan pengetahuan kepada orang lain. Dengan melakukan itu, kita tidak hanya memuliakan Allah, tetapi juga menjadi saluran anugerah-Nya di dunia yang sangat membutuhkannya.