Pendalaman Alkitab: Kasih Melampaui Dunia
Oleh Admin — 21 Sep 2025
Di dunia yang penuh dengan gangguan dan godaan, kata-kata dari 1 Yohanes 2:15-16 bergema dengan kejelasan yang mendalam: "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."
Ayat-ayat ini menantang kita untuk memeriksa apa yang benar-benar kita hargai. “Dunia” yang dimaksud oleh Yohanes bukanlah ciptaan fisik tempat kita tinggal, melainkan sistem nilai dan praktik yang bertentangan dengan Allah. Ini adalah budaya yang mempromosikan pemuasan diri, materialisme, dan kesombongan. Yohanes memperingatkan bahwa mengasihi hal-hal ini dapat menjauhkan kita dari hubungan kita dengan Allah.
Dalam kehidupan modern, kita terus-menerus dibombardir dengan pesan-pesan yang mendorong kita untuk mengejar kesuksesan, kekayaan, dan status. Media sosial sering memperbesar keinginan-keinginan ini, menampilkan versi kehidupan yang terideal yang dapat membuat kita merasa tidak cukup. Sangat mudah untuk terbawa dalam mengejar hal-hal yang pada akhirnya tidak memuaskan kerinduan terdalam kita.
Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk standar yang lebih tinggi. Kasih Bapa mengundang kita untuk mengalihkan fokus dari yang sementara kepada yang kekal. Alih-alih mencari kepuasan dalam kepemilikan duniawi atau pencapaian, kita didorong untuk membina hati yang mencari Allah. Ketika kita mengasihi Bapa, sudut pandang kita berubah. Kita mulai melihat dunia melalui mata-Nya dan menghargai apa yang Ia hargai.
Ini tidak berarti kita tidak boleh menikmati hal-hal baik dalam hidup. Allah telah memberikan banyak berkat untuk kita nikmati. Namun, ini tentang di mana kita menempatkan kepercayaan dan pengabdian tertinggi kita. Apakah kita mencari nilai diri dalam apa yang kita miliki atau bagaimana kita dipandang, ataukah kita menemukan identitas dan tujuan kita di dalam Kristus?
Marilah kita meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan hidup kita. Apa saja “hal-hal” yang mungkin kita genggam terlalu erat? Apakah itu jabatan pekerjaan, sebuah hubungan, atau mungkin tren terbaru? Hal-hal ini dapat dengan mudah menjadi berhala, mengambil tempat Allah di hati kita.
Hari ini, marilah kita memilih untuk mengasihi hal-hal dari Allah. Marilah kita mengejar kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kebaikan. Ketika hati kita selaras dengan hati-Nya, kita menemukan kepuasan sejati. Dunia mungkin menawarkan kesenangan yang sementara, tetapi kasih Bapa memenuhi kita dengan harapan dan tujuan yang kekal.
Saat kita menjalani hari ini, ingatlah bahwa harta sejati kita ditemukan dalam hubungan kita dengan Allah. Marilah kita berusaha mencerminkan kasih-Nya dalam setiap interaksi, menunjukkan bahwa kita bukan berasal dari dunia ini, melainkan milik-Nya.