2 min read

Pendalaman Alkitab: Hati Seorang Bapa

Pendalaman Alkitab: Hati Seorang Bapa

Oleh Admin — 23 Sep 2025

Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:4)

Di dunia yang serba cepat saat ini, peran seorang ayah menjadi semakin kompleks. Tekanan pekerjaan, harapan masyarakat, dan pengejaran kesuksesan yang tiada henti seringkali dapat menutupi tanggung jawab mendasar sebagai seorang ayah. Namun, hikmat Alkitab menyampaikan kebenaran yang kekal dan sangat relevan bagi kita saat ini.

Efesus 6:4 memberikan arahan yang jelas: bapa-bapa jangan membangkitkan amarah di dalam hati anak-anak mereka. Nasihat ini mengingatkan kita akan peran penting ayah dalam membentuk kesejahteraan emosional dan rohani anak-anaknya. Provokasi bisa berbentuk banyak hal—kata-kata kasar, harapan yang tidak realistis, pengabaian, atau bahkan pilih kasih. Semua ini dapat menciptakan lingkungan di mana anak merasa tidak dimengerti atau tidak dihargai, yang akhirnya menimbulkan kebencian dan amarah.

Tetapi ayat ini tidak berhenti pada peringatan; ayat ini juga memberikan petunjuk tentang bagaimana membesarkan anak dengan cara yang memuliakan Tuhan. “Tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Ini adalah panggilan untuk bertindak, mengajak para ayah untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan anak-anak mereka. Ini mendorong seorang ayah untuk menjadi sumber kasih, dukungan, dan pengajaran yang berakar pada prinsip-prinsip Alkitab.

Secara praktis, mendidik berarti menciptakan ruang yang aman bagi anak untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pergumulannya. Itu berarti lebih banyak mendengarkan daripada berbicara dan berusaha memahami sebelum ingin dipahami. Ini membutuhkan kesabaran, belas kasihan, dan kerendahan hati untuk mengakui ketika kita salah. Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil; mereka adalah individu yang dibentuk oleh pengalaman mereka, dan tanggung jawab kita adalah membimbing mereka dengan lembut melalui kompleksitas hidup.

Nasihat, di sisi lain, mengajak ayah untuk mengajar dan menegur dengan kasih. Ini tentang menanamkan nilai-nilai dan membantu anak membedakan yang benar dari yang salah. Ini melibatkan menjadi teladan, menunjukkan integritas, dan menjalani prinsip-prinsip yang ingin kita tanamkan pada anak-anak kita. Mengajarkan mereka tentang iman, kebaikan, kejujuran, dan ketangguhan akan menjadi dasar yang akan menolong mereka sepanjang hidup.

Sebagai ayah, pengaruh kita sangat besar. Cara kita berinteraksi dengan anak-anak dapat membangun atau justru meruntuhkan mereka. Sangat penting bagi kita untuk berusaha mencerminkan karakter Bapa Surgawi kita—yang penuh kasih, pengampunan, dan adil. Ketika kita memimpin dengan teladan, kita menumbuhkan suasana kepercayaan dan rasa hormat, membuka jalan untuk komunikasi yang terbuka dan hubungan yang kuat serta sehat.

Hari ini, mari kita sejenak merenungkan interaksi kita dengan anak-anak. Apakah kita membangkitkan amarah mereka? Bagaimana kita dapat lebih baik mendidik mereka? Biarlah ayat ini menginspirasi kita untuk menjalani peran kita dengan anugerah dan kesengajaan. Ingatlah, warisan yang kita tinggalkan sebagai ayah tidak diukur dari kesuksesan materi, melainkan di hati dan kehidupan anak-anak kita. Mari kita berkomitmen untuk menjadi ayah seperti yang Tuhan kehendaki.