Kasihanilah aku, ya Allah
Oleh Admin — 18 Agt 2025
Setiap orang percaya mengenal beratnya ketakutan, pedihnya pengkhianatan, atau bayang-bayang pencobaan yang luar biasa.
Mazmur 57 ditulis ketika Daud melarikan diri dari Saul dan bersembunyi di dalam gua. Namun, bukannya putus asa, Daud justru meninggikan suaranya dalam doa.
Ayat ini bukan sekadar puisi kuno, melainkan seruan putus asa akan belas kasihan, dan deklarasi berani akan kepercayaan pada perlindungan Allah.
📖 Mazmur 57:2
"Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berlindung, ya, dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu."



Renungan: Perlindungan dalam Naungan
Pengulangan Daud—“Kasihanilah aku”—menunjukkan baik urgensi maupun ketergantungan. Ia tahu hanya anugerah Allah yang sanggup menopangnya. Perhatikan gambaran ini: “naungan sayap-Mu.”
Seperti induk burung yang menaungi anak-anaknya, Allah melindungi umat-Nya dari badai. Daud tidak menyangkal adanya malapetaka; sebaliknya, ia memilih menunggu di bawah naungan Allah sampai pencobaan itu berlalu.
👉 Kunci di sini adalah percaya.
Jiwa Daud percaya kepada Allah sebelum bahaya itu berlalu. Badai masih mengamuk di luar gua, tetapi damai sudah ada di hatinya. Perlindungan sejati tidak ditemukan dalam gua batu, melainkan dalam hadirat Allah Yang Mahakuasa.
Pemeriksaan Diri
- Apakah aku mencari belas kasihan Allah setiap hari, atau mencoba mengatasi hidup dengan kekuatanku sendiri?
- Saat malapetaka datang, apakah aku lari kepada Allah untuk berlindung, atau aku lari kepada ketakutan, keraguan, atau solusi duniawi?
- Apakah kepercayaanku pada naungan sayap Allah tetap teguh, bahkan ketika badai masih berlangsung?
Kesimpulan: Aman Sampai Berlalu
Mazmur 57:2 mengingatkan kita bahwa badai itu sementara, tetapi belas kasihan Allah kekal.
Apa pun malapetaka yang mengelilingimu hari ini (seperti ketakutan, kehilangan, atau ketidakpastian), ketahuilah: naungan sayap-Nya cukup luas untuk menaungimu, dan belas kasihan-Nya cukup kuat untuk menopangmu sampai badai itu berlalu.
Tetaplah di bawah naungan sayap-Nya.
Badai pasti berlalu.
Belas kasihan-Nya tidak akan pernah berlalu.